Cari Blog Ini

Rabu, 07 Desember 2011

Makalah Askep Komunitas - Vitamin A



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2009, diketahui lebih dari sembilan juta anak-anak Indonesia dan satu juta perempuan menderita kekurangan vitamin A. Tercatat pula 25 hingga 30 persen kematian bayi dan balita di dunia disebabkan kekurangan vitamin A. Sedangkan di Indonesia, sekitar 14,6 persen anak di atas usia satu tahun mengalami kekurangan vitamin A dan berdampak pada penglihatan mereka."Kewajiban untuk melakukan fortifikasi vitamin A ke dalam minyak goreng dipicu kekhawatiran akan buruknya gizi masyarakat, terutama bagi anak-anak dan balita.
Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukan Puslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun 2006 memperlihatkan balita dengan Serum Retinol kurang dari 20µg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut menggambarkan terjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin A Tahun 1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinol kurang dari 20 µg/dl. Oleh karena itu, masalah kurang Vitamin A (KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi karena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salah satunya berkaitan dengan strategi penanggulangan KVA dengan pemberian suplementasi Vitamin A yang dilakukan setiap bulan Februari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A). Direktorat Bina Gizi Masyarakat bekerja sama dengan SEAMEO TROPMED RCCN Universitas Indonesia, UNICEF dan Micronutrient Initiative pada tahun 2007 melakukan survei di 3 provinsi terpilih yaitu Kalimantan Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara untuk melihat cakupan suplementasi Vitamin A dan mengevaluasi manajemen program Vitamin A.
Hasil survei
Provinsi
Sasaran
Prevalensi
Kalimantan Barat
Bayi (6-11 bulan)
55,8%
Anak balita (12-59 bulan)
56,6%,
Lampung
Bayi (6-11 bulan)
82,4%
80,4%,
Anak balita (12-59 bulan)
Sulawesi Tenggara
Bayi (6-11 bulan)
70,5%
Anak balita (12-59 bulan)
62,2%

Hasil survei juga menemukan bahwa sebanyak 70,2% bayi umur 6-11 bulan dan 13,9% anak balita umur 12-59 bulan mendapatkan suplementasi Vitamin A dengan dosis yang tidak sesuai umur. Rendahnya cakupan suplementasi vitamin A ini mengindikasikan bahwa manajemen dan sosialisasi program Vitamin A tingkat Kabupaten/Kota belum berjalan optimal. Berkaitan hal tersebut diperlukan pelatihan penyegaran terkait dengan manajemen suplementasi Vitamin A bagi petugas dalam rangka meningkatkan cakupan program khususnya pada Kabupaten/Kota dengan cakupan rendah.

B.     Tujuan
Tersedianya panduan manajemen Suplementasi Vitamin A untuk petugas kesehatan dalam rangka meningkatkan cakupan distribusi kapsul vitamin A.
1.    Tujuan Khusus
a.       Meningkatkan pemahaman petugas tentang kegiatan suplementasi vitamin A
b.      Meningkatkan pemahaman petugas dalam perencanaan kebutuhan, distribusi, penyimpanan, pemantauan dan evaluasi suplementasi Vitamin A
c.       Meningkatkan pemahaman petugas tentang tahapan sosialisasi kapsul Vitamin A

C.     Sasaran Pengguna Pedoman
Pengelola program gizi, KIA, imunisasi, promosi kesehatan, farmasi dan program terkait lainnya di semua tingkatan.

D.    Definisi operasional
Sasaran Suplementasi Vitamin A
Pemberian suplementasi Vitamin A kepada kelompok sasaran yaitu bayi, anak balita dan ibu nifas. Kapsul vitamin A dosis 100.000 IU (warna biru) untuk bayi, kapsul vitamin A dosis 200.000 IU (warna merah) untuk anak balita dan ibu nifas.
HiperVitaminosis A
Suatu kondisi dimana kadar Vitamin A dalam darah atau jaringan tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan timbulnya
gejala-gejala seperti kulit kering, gatal dan kemerahan, bibir pecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan membengkak. Keadaan ini akan hilang dalam waktu beberapa minggu sampai
beberapa bulan.
Kurang Vitamin A
Suatu kondisi dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh berkurang. Keadaan ini ditunjukan dengan kadar serum retinol dalam darah kurang dari 20µg/dl.
Sosialisasi program Vitamin A
Aktivitas atau kegiatan untuk menyebarluaskan informasi tentang program suplementasi Vitamin A.
Xerophtalmia
Istilah yang menerangkan gangguan pada mata akibat kekurangan vitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola mata dan gangguan fungsi sel retina yang dapat menyebabkan kebutaan.
KVA sebagai masalah kesehatan masyarakat
Jika prevalensi xeropthalmia >0.5% dan prevalensi serum retinol <20 µg/dl  sebesar >15%. (IVACG 2002)



BAB II
SUPLEMENTASI VITAMIN A DOSIS TINGGI

A.  Pengertian
Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena penyakit pada tubuh kita.
Sumber vitamin A contohnya susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain)
Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A, rabun senja, Xerophtalmia, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

B.  Sasaran Suplementasi Vitamin A
Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:
Sasaran
Dosis
Frekuensi
Bayi 6-11 bulan
Kapsul Biru (100.000 SI)
1 kali
Anak Balita 12-59 bulan
Kapsul Merah (200.000 SI)
2 kali
Ibu Nifas (0-42 hari)
Kapsul Merah (200.000 SI)
2 kali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar